Senin, 23 Mei 2011

Asal mula kata Telematika

Orang Indonesia ternyata memang sering sekali mengadopsi bahasa. Salah satu contohnya adalah kata “TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Minggu, 22 Mei 2011

Perbedaan penelitian kualitattif dan kuantitatif

Berdasarkan jenis data dan cara pengolahannya, secara umum, penelitian dapat dibedakan atas penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Berikut dipaparkan perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Tulisan ini diringkas dari Bab I buku Bogdan, Robert C. dan Biklen, Knopp S. 1998. Qualitative Research in Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Semoga bermanfaat.

Kamis, 19 Mei 2011

SERVER DAN WORKSTATION

Kata ‘server’ seringkali diucapkan oleh pengguna komputer, terutama ketika sedang membicarakan ‘jaringan komputer’ atau ‘internet’. Dalam bahasa Inggris, kata server berasal dari kata serve yang artinya melayani, meladeni, menghidangkan, menyajikan. Sehingga dalam pembicaraan ‘jaringan komputer’ atau ‘internet’, server adalah sebuah komputer (atau sebuah sistem komputer) yang tugasnya melayani komputer-komputer lainnya. Tentu saja, komputer-komputer yang dilayani adalah komputer-komputer yang terhubung dengan server tersebut. Dengan demikian, komputer server dapat berfungsi sebagai:
- Situs intenet atau ilmu pengetahuan
- Penyimpan data atau file, dan membuat data atau file tersebut dapat diambil kembali saat dibutuhkan.
- Mengkoneksikan komputer client ke Internet.
Banyak sekali kaum komputeris yang mencoba mendefinisikan arti kata/istilah server dalam hubungannya dengan komputer. Berikut ini disajikan beberapa definisinya:
- Server adalah sebuah komputer di Internet atau di jaringan lainnya yang menyimpan file dan membuat file tersebut tersedia untuk diambil jika dibutuhkan.
- Server adalah sebuah aplikasi jaringan komputer yang digunakan untuk melayani banyak pengguna dalam satu jaringan.
- Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

Komputer server biasanya memiliki RAM yang besar dan dalam operasionalnya menggunakan sistem operasi khusus, yang disebut sistem operasi jaringan atau network operating system. Server juga menjalankan software administratif yang berguna untuk mengontrol akses ke jaringan, dan mengelola perangkat (sumber daya) yang terdapat di dalamnya, misalnya printer, serta memberikan akses kepada workstation yang menjadi anggota jaringan (workstation yang tersambung ke jaringan).
Kata atau istilah workstation berasal dari bahasa Inggris yang terjemahan bebasnya bermakna stasiun kerja. Dalam bahasan jaringan komputer, istilah workstation biasanya dipakai untuk menyebut komputer (yang dipakai oleh pengguna) yang terhubung ke suatu jaringan. Dalam pengertian yang lain, workstation diartikan sebagai single user komputer yang berdaya penuh yang penggunaannya biasanya ditujukan untuk aplikasi high end graphics dan aplikasi desain tambahan. Disebut juga dengan nama graphics workstation.
Pengertian istilah client-server
Client-server adalah suatu bentuk arsitektur, dimana client adalah perangkat yang menerima yang akan menampilkan dan menjalankan aplikasi (software komputer) dan server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak sebagai pengelola aplikasi, data, dan keamanannya. Server biasanya terhubung dengan client melalui kabel UTP dan sebuah kartu jaringan (network card). Kartu jaringan ini biasanya berupa kartu PCI atau ISA.
Dalam teknologi informasi, client-server merujuk kepada cara mendistribusikan aplikasi ke pihak client dan pihak server. Dalam model client-server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah (tetapi masih dalam sebuah kesatuan) yakni komponen client dan komponen server.
Komponen client dijalankan pada sebuah workstation. Pemakai workstation memasukkan data dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu, kemudian mengirimkannya ke komponen server, umumnya berupa permintaan layanan tertentu yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima permintaan layanan tersebut dan langsung memprosesnya serta mengembalikan hasil pemrosesan kepada client. Client pun menerima informasi hasil pemrosesan data tadi dan menampilkannya kepada pemakai dengan menggunakan aplikasi yang digunakan oleh pemakai.
Sebuah contoh dari aplikasi client-server sederhana adalah aplikasi web yang didesain dengan menggunakan Active Server Pages (ASP). Skrip ASP akan dijalankan di dalam web server (Apache atau Internet Information Services), sementara skrip yang berjalan di pihak client akan dijalankan oleh web browser pada komputer client (workstation). Client-server merupakan penyelesaian masalah pada software yang menggunakan database sehingga setiap komputer tidak perlu diinstall database. Dengan metode client-server database dapat diinstal pada komputer server dan aplikasinya diinstal pada client.
Komponen client juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end.

Atika Hilda Utami
Kalipelus.

Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Diah Nur Fitri
SMP Negeri 1 Purwanegara, Banjarnegara.

Rabu, 18 Mei 2011

MANFAAT JARINGAN KOMPUTER

Sadar atau tidak, manusia saat ini telah menikmati manfaat dari adanya jaringan komputer. Mulai dari kita berkirim uang melalui bank, sampai dengan sarana komunikasi canggih yang sehari-hari telah menjadi kebutuhan manusia saat ini.
Resource Sharing,
Dapat menggunakan sumberdaya yang ada secara bersama-sama.
Misal: seorang pengguna yang berada 100 km jauhnya dari suatu data, tidak mendapatkan kesulitan dalam menggunakan data tersebut, seolah-olah data tersebut berada didekatnya. Hal ini sering diartikan bahwa jaringan komputer mengatasi masalah jarak.
Reliabilitas tinggi,
Dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan.
Misal: Semua file dapat disimpan atau dicopy ke dua, tiga atu lebih komputer yang terkoneksi kejaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak, maka salinan di mesin yang lain bisa digunakan.
Menghemat uang
Komputer berukuran kecil mempunyai rasio harga/kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan komputer yang besar.
Misal: Komputer besar seperti mainframe memiliki kecepatan kira-kira sepuluh kali lipat kecepatan komputer kecil/pribadi. Akan tetap, harga mainframe seribu kali lebih mahal dari komputer
pribadi. Ketidakseimbangan rasio harga/kinerja dan kecepatan inilah membuat para perancang sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari komputer-komputer pribadi.

Cepat dan Efisien
Jaringan komputer memungkinkan proses pengiriman data berlangsung dengan cepat dan efisien.
Misal: Pengiriman surat tidak perlu lagi menggunakan kertas yang dikirimkan dan sampainya dalam waktu berhari-hari, cukup dengan menggunakan email yang membutuhkan waktu kurang dari 5 menit.

Real Time
Jaringan komputer bisa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain dengan komunikasi melalui pesan teks, gambar, audio dan video secara langsung atau real time.

MEMBUAT JARINGAN KOMPUTER LAN SEDERHANA

Apabila sobat di rumah mempunyai komputer lebih dari satu, dan masing-masing komputer ingin terhubung antara satu dengan yang lainnnya supaya bisa sharing data, printer, sharing koneksi internet dll, kita bisa lakukan dengan membuat jaringan komputer LAN (Local Area Network) sederhana..

Kalau pada postingan yang lalu digunakan koneksi adhoc wireless, pada postingan kali ini kita gunakan koneksi kabel yaitu menggunakan kabel data UTP (Unshielded twisted pair), yaitu standar kabel untuk koneksi jaringan LAN.
Komputer yang dipakai pada saat ini umumnya sudah dilengkapi dengan LAN Card atau disebut juga NIC (Network Interface Controller), atau Ethernet Card.




• Kalau jumlah komputer yang akan dikoneksikan hanya dua buah, kita hanya cukup menyediakan satu buah kabel UTP dengan panjang sesuai jarak antara komputernya yang di kedua ujung kabelnya telah dipasangi konektor RJ-45(standard konektor untuk kabel LAN UTP) dengan konfigurasi Cross/ silang.



• Kalau Jumlah komputer yang akan dikoneksikan lebih dari 2 buah, maka kita harus menambahkan suatu alat yang bernama Switch atau Hub. Pada saat ini harga sebuah switch untuk standard rumahan sudah sangat terjangkau .
Dari masing - masing komputer dihubungkan ke switch menggunakan kabel UTP dengan konektor RJ-45 di kedua ujungnya dengan konfigurasi Straight/lurus.




• Pemasangan konektor pada kabel UTP bisa dibuat sendiri, tetapi untuk mudahnya sobat tinggal pergi saja ke toko komputer yang juga menyediakan peralatan jaringan, dan tinggal bilang untuk membeli kabel UTP sekalian pasangkan konektornya dengan konfigurasi cross/silang untuk koneksi komputer ke komputer(dua buah komputer), atau straight/lurus untuk koneksi lebih dari 2 komputer /menggunakan switch.




Konfigurasi Alamat IP (Internet Protocol / TCP IP )
Agar dapat saling berkomunikasi , masing – masing komputer harus diberi alamai IP

• Masuk ke Network Connection (Start-->Control Panel -->Network Connection )
• Pilih/dobel klik Local Area Connection
• Dobel klik pada Internet Protocol (TCP / IP)
• Klik Use The following IP address, kemudian isi IP address dan subnet Mask
Misal,
komputer1 IP Address : 192.168.0.1
komputer2 IP Address : 192.168.0.2
komputer3 IP Address : 192.168.0.3
komputer4 IP Address : 192.168.0.4
dst..
Subnet Mask harus sama : 255.255.255.0



Untuk mengetahui berhasil tidaknya koneksi lakukan perintah ping dari komputer satu ke komputer lainnya
Misal dari komputer1 ke komputer2 :
• Di Komputer1 : Klik Start -->Klik Run-->ketik CMD --> klik OK, maka akan tampil Command Prompt
• Ketik ping 192.168.0.2 tekan enter
harus ada Reply dari komputer2
•Lakukan perintah yang sama untuk mengetahui koneksi ke komputer yang lainnya.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 17 Mei 2011

Tombo Ati

Album : Kado Muhammad
Munsyid : Emha Ainun Nadjib
http://liriknasyid.com

Tombo ati iku ono limang perkoro

1. Kaping pisan moco Qur'an sakmaknane / Yang pertama baca Qur’an dan maknanya.
2. Kaping pindo Sholat wengi lakonono / Yang kedua Sholat malam kerjakanlah.
3. Kaping telu wong kang sholeh kumpulono / Yang ketiga orang sholeh kumpulkanlah.
4. Kaping papat weteng iro engkang luwe / Yang ke empat terhdap rasa lapar usahakan bertahan.
5. Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe / Yang kelima dzikir malam yang lama.

Salah sakwijine sopo biso ngelakoni
Insya Allah Gusti Pangeran ngijabahi

______
Artinya:
Ada lima obat penentram jiwa

Cinta Qur'an dengan menyelami maknanya
Sujudkan jiwa raga di tengah sunyi malam
Kepada orang sholeh dirimu senantiasa dekatkan
Adapun terhadap rasa lapar upayakan bertahan
Dan atas keasyikan dzikir jangan pernah bosan

Salah satu saja engkau khusyu' melakukannya
Insya Allah nasibmu akan dirawat oleh Yang Maha Kuasa

KEUNTUNGAN RADIO STREAMING

Radio streaming adalah salah satu jenis media online yang menggunakan perangkat internet sebagai medianya. Konsep ini merupakan turunan dari media elektronik konvensional yaitu radio yang sudah lebih dahulu muncul dan dikenal oleh masyarakat.
Konsep radio streaming sendiri sebenarnya mirip dengan konsep yang ada pada konsep sebuah radio. Hanya saja, dalam radio konvensional membutuhkan sinyal transmisi agar sebuah siaran radio bisa ditangkap dan didengarkan oleh pendengar. Sinyal tersebut dipancarkan oleh stasiun radio dan ditangkap oleh pesawat radio yang mengubah sinyal tersebut menjadi suara.
Sementara pada radio streaming, peran sinyal transmisi ini digantikan dalam bentuk data digital. Dari data ini, kemudian diolah untuk selanjutnya diubah menjadi suara melalui media pemutar. Konsep ini dikenalkan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas siaran sebuah radio. Sebab, dengan data digital akan menghasilkan suara yang lebih jernih daripada dengan menggunakan sistem sinyal transmisi.
Konsep radio streaming sendiri dikenalkan seiring perkembangan teknologi internet di masyarakat. Di Indonesia, tren radio modern ini mulai dikenal pada akhir era 90an dan awal 2000an. Dan pada saat ini hampir semua radio selain menggunakan sistem sinyal konvensional mereka juga mengembangkan radio streaming untuk bisa menjangkau pendengar yang semakin banyak.

Keuntungan Radio Streaming
Adanya radio streaming ini merupakan sebuah keuntungan bagi pendengar radio. Sebab, mereka akan semakin mudah untuk mendengarkan radio yang menggunakan sistem digital ini.
Ada beberapa keuntungan dengan penggunaan sistem radio streaming ini. di antaranya adalah :
1. Kualitas suara yang dihasilkan jauh lebih jernih dan jelas. Sehingga hal ini akan meningkatkan kuailitas siaran dan lagu yang didengarkan konsumen.
2. Dengan radio streaming, seseorang bisa mendengarkan siaran sebuah radio dimana saja berada. Sebab, jika menggunakan sinyal transmisi maka jangkauan pendengar sangat terbatas.
3. Tidak akan terjadi penumpukan sinyal dengan gelombang radio yang lain. Sebab, radio streaming menggunakan konsep digital yang tidak memungkinkan hal tersebut terjadi. Selain itu, hal ini tidak akan mengganggu sinyal dari frekwensi gelombang radio lainnya.
4. Pendengar bisa merekam sebuah siaran radio streaming tersebut secara mudah dengan fasilitas perekam di komputer mereka. ( Satria Bimo Aji )

Kiat Menjadi Penyiar Radio Profesional

TEMUKAN suara emas (golden voice) Anda! Radio adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif). Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.
Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.
WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijami, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.
SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.
SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).
BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.
Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas:
(a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).
Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).
TAMPILKAN SUARA TERBAIK!
RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.
Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.

ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.
Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.
Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.
Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara.
VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!
Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik.
Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang.
Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).
TENTUKAN PILIHAN KATA!
Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda.
Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.
KONSENTRASI!
Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar.
Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.
LATIHAN!
Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi.
Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda.
Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.
BICARA KEPADA SATU ORANG!
Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!
TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.
SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.
KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!

GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.
JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.
INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.
MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
1. Tarik nafas yang dalam – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff - body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.

TEKNIK VOKAL
Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).
Diafragma!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.
Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
b. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.
Intonasi!
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.
Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.

Aksentuasi!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.
Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!

Speed!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.
Artikulasi!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.
Be Yourself!
Keaslian (naturalness) suara harus keluar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.
Ceria!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!
Hangat!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar. (www.romeltea.com).*
Referensi:“Radio Announcement: Finding Your Best Voice,” The College of Communication The University of Texas, http://www.utexas.edu; “Broadcasters: Top 8 Ways To Sound Natural Reading From A Script” By Susan Berkley, http://greatvoice.com; “Radio Broadcaster - Invest In A Voice Coach” By Rory McLeod http://ezinearticles.com/; “Five Tips for Overcoming Public Speaking Nerves” By Bronwyn Ritchie, http://ezinearticles.com; dan buku ASM. Romli, “Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter” (Nuansa Bandung, 2005).*
Satria Bimo Aji

Selasa, 10 Mei 2011

BERITA RADIO

Jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut proses perencanaan, meliput, memproduksi, dan melaporkan sebuah fakta menjadi berita.
Jika dalam media cetak pengertian berita adalah peristiwa yang diulangi, maka dalam radio berita adalah peristiwa yang dikomunikasikan kepada pendengar pada saat yang bersamaan dengan peristiwanya.
Jika proses mengulangi itu menyangkut rekonstruksi ulang menurut kaidah jurnalistik, maka dalam radio proses rekonstruksi itu berlangsung secara spontan, dalam hitungan detik, sehingga dibutuhkan ketajaman mengendus substansi berita yang menarik dan keahlian menyampaikannya secara langsung dan interaktif.
Sebetulnya belum ada definisi yang sangat tepat untuk menggantikan istilah Radio News, kecuali kesepakatan bahwa news is big business. Sebagai bahan perbandingan, ada beberapa pendapat pakar radio yang bisa diacu, yaitu:
Paul D. Maessenner, dalam bukunya Here’s The News.
News adalah sebuah informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat pendengar. Berita radio dapat pula berarti : Apa yang terjadi saat ini, apa yang segera terjadi, dan apa yang akan terjadi.
Diah Nur Fitri
Kalipelus, Purwanegara,Banjarnegara.


Referensi:
Masduki, 2001., Jurnalistik Radio/Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,. Yogyakarta: Penerbit LKiS.


SURAT PENDENGAR

Ada tiga kategori surat pendengar, yaitu :

1. Request, berisi permintaan lagu dan pesan.
2. Kritik dan saran terhadap acara radio.
3. Opini,konsultasi,atau laporan fakta tertentu atas permintaan pihak radio, misalnya talkshow atau kuis atas kesadaran pendengar menempatkan radio sebagai media informasi publik.

Perlakuan terhadap masing-masing kategori berbeda-beda, karena masing-masing menunjukkan kualitas hubungan yang juga beda. Terhadap kategori pertama, respon radio sudah cukup memadai dengan memutar lagu pesanan dan menyampaikan pesan yang diminta. Untuk kategori kedua , diperlukan keterbukaan radio untuk menyampaikan kelemahan program, sehingga terjadi dialog yang memungkinkan pendengar ikut serta memikirkan jalan keluarnya.
Sementara untuk kategori ketiga , perlu menonjolkan sentuhan intelektual. Misalnya dengan memberikan apresiasi terhadap opini dan berita yang dikirimkan melalui program special, bahkan jika mungkin member hadiah sebagai bentuk rasa terima-kasih.

Seiring kemajuan teknologi, surat pembaca berganti dengan telepon interaktif atau bahkan e-mail. Namun semangat hubungan yang melatarbelanginya tetap sama. Percayalah…..!


Referensi:
Masduki, 2001., Jurnalistik Radio/Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,. Yogyakarta: Penerbit LKiS.


Diah Nur Fitri
Kalipelus, Purwanegara,Banjarnegara.

Teknik Bicara Efektif

Berikut ini tips / teknik bagaimana berbicara yang efektif , lugas dan jelas. Terutama ketika kita berbicara dengan atasan atau sedang meloby orang atau saat kita presentasi dihadapan orang banyak. Jika kita bicara terlalu panjang lebar dan tidak penting maka wibawa kita akan berkurang dan audience pastinya kesal dan bosen.
Oleh karena itu, saya akan sharing mengenai teknik jitu presentasi secara efektif. Semoga sangat bermanfaat bagi kalian yang ingin menguasai communication skill yang baik.
1. Jangan terlalu sering menggunakan kata “e” atau “emm” yang merupakan jedah antar kalimat.
2. Ketika berbicara usahakan melihat dahi audience agar tampak seolah menatap wajah para audience.
3. Nada dan ritme berbicara di usahakan datar (tidak tinggi rendah)
4. Kuasai audience dengan joke segar tetapi tidak porno/jorok
5. Timbulkan interaksi komunikasi yg seimbang dgn audience artinya kadangkala kemampuan mendengarkan akan lebih baik daripada berbicara untuk presentasi tertentu.
Danny I. Yatim, Media & Communication Adviser dari GRM International, mengadakan lokakarya berpresentasi efektif. Salah satu materinya adalah kesalahpengggunaan tiga kata yang perlu kita hilangkan dari kebiasaan berbicara kita. Penggunaan tiga kata ini berakar pada budaya rendah hati yang pada dasarnya baik. Sayangnya, berdampak buruk pada kekuatan pesan kita.
Apa saja tiga kata itu?
1. Kebetulan
- “Kebetulan, saya ditunjuk sebagai ketua panitia.”
- “Kebetulan, Pak Danny berada di sini untuk menyampaikan bagaimana cara presentasi yang baik.”
Danny biasanya langsung memberikan faktor kejutan dengan menyampaikan, “Bapak-bapak mungkin kebetulan berada di sini. Tapi saya tidak. Saya tidak kebetulan ada di sini. Saya memang sengaja ke sini untuk kepentingan Bapak-bapak semua.”
Kalau memang bukan kebetulan, jangan gunakan kata ini. Tunjukkan niat dan keinginan kita sejelas-jelasnya. “Saya dipilih sebagai ketua panitia berdasarkan kesepakatan kita bersama. Karena itu, saya mengharapkan kerja sama Anda semua.”


2. Mungkin
- “Alternatifnya mungkin ada dua…”
- “Solusinya mungkin bisa kita temukan dengan cara…”
Hilangkan kata “mungkin” dalam konteks di atas. Yang pasti-pasti saja. Kalau memang penting bagi hadirin untuk mengetahui probabilitas, sampaikan dengan jelas. “Ini adalah solusinya. Berdasarkan pengalaman kita dari tahun 1995, kemungkinan berhasilnya 75%.”
3. (Akan) Mencoba
- “Saya akan mencoba menyanyikan sebuah lagu.”
- “Saya coba jelaskan dengan diagram berikut…”
Seperti yang disampaikan Yoda dalam Star Wars, “Lakukan [saja]. Jangan mencoba.”
Hilangkan semua percobaan dan jadikanlah pesan yang kuat:
+ “Saya akan menyanyikan sebuah lagu.”
+ “Lihat diagram berikut.”
Apakah tiga kesalahpenggunaan kata ini sudah Anda hilangkan dari gaya bicara Anda?
Diah Nur Fitri
SMP Negeri Purwanegara 1, Banjarnegara

Rabu, 04 Mei 2011

CERDAS

Kita tahu bahwa menjadi cerdas itu dengan belajar.
Cerdas berarti mampu menjelaskan sesuatu yang rumit secara sederhana kepada orang lain.

Selain dengan belajar ada faktor lain yang mendukung cerdas, yaitu sugesti diri, motivasi berprestasi, gaya berfikir.
Belajar adalah proses menemukan pengetahuan baru dan bersifat permanen. Belajar di bedakan menjadi 3, yaitu

(1) belajar tentang,
(2) belajar dengan,
(3) belajar menjadi.
1. Belajar tentang, menyangkut pengetahuan.
Misalnya belajar komputer. Belajar komputer adalah belajar mengenai segala yang berhubungan dengan komputer, baik program, software, hardware, harga, dan lain-lain.
2. Belajar dengan, berhubungan dengan keterampilan. Misalnya belajar komputer. Belajar denagn komputer adalah menjadikan komputer sebagai sarana belajar.
3. Belajar menjadi, berhubungan dengan kebiasaan. Misalnya komputer. Jika dua paham tentang komputer, maka dia jadi mirip-mirip komputer ( bukan wajahnya, tapi gaya hidupnya), dia bisa mengibaratkan cara kerja otak dengan hardisk komputer.
Menjadi pembelajar itu ternyata ada tahapannya, mulai dari mengetahui data-data yang kamu butuhkan sampai menjadi bijaksana dengan apa yang kamu pelajari. Di bawah ini tahapan belajar selengkapnya:
1. Data, artinya kamu harus memperoleh bahan-bahn “mentah” dari yang ingin kamu pelajari.
2. Informasi, artinya kamu mulai menemukan hubungan data yang satu dengan yang lainnya sehingga menjadi sebuah informasi.
3. Pengetahuan, artinya mulai bisa menghubungkan antara apa yang kamu pelajari dengan kejadian lain, kamu sudah bisa milih yang ingin kamu pelajari. Pokoknya “Ku tahu yang kumau”.
4. Pencerahan, artinya apa yang kamu pelajari bisa bikin “revolusi” buat diri kamu sendiri. Biasanya diikuti dengan pengalaman yang membuat kamu bersorak kegirangan, “Aha!”, “Wuih.. kok bisa kaya gitu ya?” “Wah, selama ini saya salah dong, kasian banget…”
5. Penginternalisasian, artinya menjadikan diri sebagai model dari apa yang kamu yakini. Contohnya jika kamu ingin menjadi fotografer handal, maka tidak cukup dengan ke mana-mana pakai rompi, bawa tustel saja, akan tetapi melihat setiap kejadian yang dialaminya untuk diabadikan dalam bentuk dokumentasi.
6. Kebijaksanaan. Nah ini tahapan yang paling tinggi dari menjadi pembelajar. Belajar bisa jdai kebijaksanaan, artinya kapan pun, di mana pun, kamu uterus belajar. Bukan bearti seperti sekolah atau kuliah, tapi segala sesuatu yang kamu alami bisa menjadi bagian dari belajar tentang kehidupan, agar makin dewasa
Ugesti diri adalah apa yang kamu rasakan, keyakinan dalam diri tentang apa yang dapat kamu lakukan. Bagaimana caranya menumbuhkan sugesti diri? Ada 5 macam cara 6 yaitu dengan DRAFT. Berikut singkatannya:
1. Delete. Hapuskan segala yang merisaukan. Misalkan masa lalu dan pengalaman yang tidak pernah dapat kita salahkan, karena semuanya hanyalah sejarah. Yang dapat kita lakukan hanya belajar dari pengalaman.
2. Replace. Ganti dengan hal-hal positif. Dengan bekal belajar dari kesalahan, maka sudah sepantasnya jika kamu mengubah cara kamu, pandangan kamu, terhadap apa yang akan kamu hadapi berikutnya.
3. Affrim. Kuatkan dengan kata-kata bermakna. Sangat perlu kata, “mota” atau ungkapan-ungkapan (meskipun dalam hati) yang semakin menguatkan kamu untuk maju.
4. Feeling. Libatkan perasaan sampai kamu benar-benar terlibat. Jangan pernah membohongi perasaan, berusahalah semakin peka dengan pa yang kamu rasakan, dan jangan malu untuk mengekspresikannya.
5. Tempo. Cobalah untuk mengatur tempo, ingat stamina kamu terbatas. Kesuksesan itu tidak bisa dicapai hanya dengan berlari cepat, akan tetapi bisa kita peroleh dengan berlari marathon. Mengatur tempo juga berarti peka dalam melihat peluang.
“Motivasi” dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah dorongan diri melakukan tindakan untuk tujuan tertentu. “Prestasi” adalah hasil yang telah dicapai dengan optimal. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan diri melakukan tindakan untuk tujuan tertentu dalam mencapai hasil yang optimal.
Bagaiman cara kita menumbuhkan motivasi belajar? Caranya dengan mempunyai SiM-A, bukan surat meizin mengemudi lho, tapi Sikap positif, Menghargai diri, Ambisi dan Tekad.
1. Sikap positif. Sikap yang begitu besar memotivasi kita untuk berbuat sesuatu.
2. Menghargai Diri. Kuncinya adalah “Pede”Yakinlah pada potensi dan kemampuan dir sendiri.
3. Ambisi dan Tekad.
Menjadi cerdas tanpa batas berarti menjadikan hidup bermanfaat dan membuat kamu tidak hanya memikirkan pada apa yang dimiliki, sehingga kehidupan kaumu adalah bagian dari perbaikan kualitas hidup orang lain.
Kunci menjadi cerdas tanpa batas adalah 3P :
1. Pelajari pengalaman
Kamu tidak dapat menyalahkan pengalaman, tetapi kamu harus mengambil pengalaman dari kesalahan.
2. Prediksi masa depan.
Prediksi masa depan berarti berhati-hati dengan akibat keputusan yang kamu lakukan hari ini terhadap masa depan yang kamu cita-citakan.
3. Profesional sekarang
Jika kamu ingin professional dimanapun kamu beraktivitas, maka kamu harus menyiapkan mental menjadi professional, banyak melakukan latihan, persiapan, dan melibatkan orang-orang yang juga professional. Serta jangan tunggu waktu, lakukan sekarang juga!
Diah Nur Fitri
SMP Negeri 1 Purwanegara, Kab. Banjarnegara

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TYPE JARINGAN

Dibagi dua yaitu :
1. Jaringan Client-Server
Server adalah sebuah komputer yang menyediakan fasilitas untuk komputer-komputer yang lain di dalam suatu jaringan.
client adalah komputer-komputer yang menerima atau yang menggunaka fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh srver.Server di jaringan tipe client-server dapat disebut Dedicated server karena hanya berperan sebagai server saja yang menyediakan fasilitaskepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation.
keunggulannya
1. Kecepatan accsess lebih tinggi karena menyediakan fasilitas dan dikelola secara khusus oleh komputer(server)
2. Mudah untuk melakukan administrasi dan sistem keamanannya lebih baik, karenaada seorang yang mengunakan komputer yang ditugaskan sebagai administrator,yang me
ngelolahnya tersebut diatas.
3. sistem backupnya bagus,karena pada jaringan client-server sistem backupnya dila
kukan oleh server.yang akan membackup seluruh data di dalam jaringan.
Kelemahannya
1. Biaya operasional relatif sangat mahal
2. diperlukan seseorang sebagai administrator
3. Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server.jika server mengalami gangguan maka semuanya akan terkena.
2. Jaringan Peer To Peer
Jika saja ditinjau dari sebuah server di kedua tipe jaringan tersebut.maka server di jaringan peer to peer di istilahkan atau dapat dikatakan non Dedicated server karena server tidak berperan penuh sebagai server murni namun dapat dikatakan juga bisa sekaligus berperan sebagai client atau workstation.
Keunggulannya
1. Biaya relatif murah dari pada client-server
2. tidak membutuhkan administrator yang pintar untuk mengelolahnya
3. sesama komputer dapat berbagi saling pakai fasilitas yang dimilikinya
4. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server.
Kelemahannya
1. Troubleshooting jaringanya relatif lebih sulit
2. untuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan client-server
3. keamanan jaringan ditentukan masing-masing oleh user tersebut
SISTEM JARINGAN KOMPUTER
untuk mengelola suatu jaringan tersbut diperlukan adanya sebuah ops jaringan, sistem ops jaringan dibedakan menjadi 2(dua) berdasarkan tipe jaringan,yaitu sistem operasi client-server dan peer to peer.

Diposkan oleh young sunda di 05:59
Date: Minggu, 21 Juni 2009

Dari Bimbingan Teknis Jabatan Fungsional Pranata Humas : Upaya Menjembatani "Keterasingan"

Informasi di era keterbukaan saat ini tak hanya sebatas sarana untuk memberikan keterangan-keterangan agar individu atau publik mengetahui belaka. Namun, informasi telah berkembang menjadi suatu kekuatan penentu yang dominan.
Bila diibaratkan dalam kondisi perang, informasi adalah pasukan pengintai tanpa "bentuk" guna mengetahui kelemahan sekaligus kekuatan musuh. Sehingga, tak heran, muncul ungkapan siapa saja yang menguasai informasi dialah yang akan menjadi pemenang di medan laga.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, aktivitas penyampaian informasi menjadi bagian yang sangat vital. Melalui informasi yang dikelola secara cermat dan akurat, publik akan memahami, bahkan memberikan dukungan, ketika suatu kebijakan pembangunan digulirkan.
Demikian pula sebaliknya. Jika informasi yang disampaikan tidak dipahami, kekhawatiran akan timbulnya keresahan bahkan gejolak, sangat dimungkinkan mengemuka.
"Karena itu, diperlukan strategi dan pengorganisasian informasi yang tepat agar tercipta pemahaman bersama (common) antara pemerintah dan masyarakat secara umum," kata Wakil Walikota Palembang Tolha Hasan, saat membuka Bimbingan Teknis Pejabat Fungsional Pranata Humas (Bimtek Pranata Humas) di Hotel Bumi Asih, Palembang Rabu (9/7) lalu.
Di sisi lain, publik pun berhak mendapatkan akses informasi dari penyelenggara pemerintahan.
Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik pada pasal 7 Ayat (1) menyatakan, setiap Badan Publik wajib menyediakan, memberikan atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah penguasaannya kepada pengguna informasi. Selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Dengan demikian, fungsi hubungan kemasyarakatan (humas) di institusi pemerintahan menjadi sangat strategis. Humas merupakan ujung tombak pemerintah dalam aktivitas pemberian informasi kepada publik. Jika informasi yang disampaikan dikelola secara cermat, dan handal, sudah barang tentu akan didapat hasil yang memuaskan.
Sayangnya, lembaga humas di instansi pemerintah saat ini belum menjalankan fungsinya, terkesan masih prematur, serta sebatas pada kerja-kerja yang sederhana dan teknis belaka. Seperti membuat press release, berhubungan dengan media, menjadi pembuka acara (MC) kegiatan formal pemerintah, maupun kegiatan keprokoleran lainnya. Humas bahkan tidak jarang menuai kecaman karena informasi yang disampaikan justru malah membingungkan.
Hal ini disebabkan banyak faktor. Seperti komunikasi publik yang tidak berjalan, ketidakmampuan menerjemahkan keinginan atasan, atau karena miskin data maupun referensi yang akurat.
Kebekuan inilah yang coba untuk dicairkan oleh pemerintah. Melalui pemberian bimbingan teknis jabatan fungsional pranata humas (Bimtek JFPH) yang digelar dibeberapa daerah di tanah air.
"Output yang ingin dicapai dari Bimtek Pranata Humas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan profesionalisme bagi para PNS di bidang kehumasan. Agar mereka lebih dapat menambah wawasan serta meningkatkan keterampilan di dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyampai informasi kepada masyarakat," kata Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi pada Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) RI, Sri Wuryatmi.
Berdasarkan Keppres nomor 87 tahun 1999, jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam satuan tugas organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu serta mandiri.
Sementara, pranata humas adalah salah satu jabatan fungsional PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan, baik informasi berskala nasional maupun daerah/lokal.
Data Harus Akurat
Dijelaskan Wuryatmi, tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan. Meliputi perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, pelayanan informasi, pelaksanaan hubungan kelembagaan, dan pelaksanaan hubungan personil serta pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan. Artinya, semua tugas pelayanan informasi dan kehumasan termasuk dalam cakupan penilaian jabatan fungsional pranata humas.
"Harapan kita, humas sebagai penyampai informasi kepada masyarakat bisa menjadi sumber informasi resmi pemerintah. Dapat menyampaikan program pemerintah dan pembangunan yang telah banyak kita laksanakan, tetapi belum tersampaikan kepada masyarakat. Yang terlihat dimata masyarakat saat ini pemerintah belum berbuat banyak bagi kesejahteraan masyarakat. Kita sebagai pemberi informasi harus selangkah lebih maju dengan yang akan mencari informasi," ulas Wuryatmi.
Untuk itu, tambahnya, syarat fundamental yang wajib dimiliki oleh calon pranata humas adalah mencintai pekerjaannya serta yang terpenting pencarian data dan referensi yang akurat.
"Mencari data harus seakurat mungkin sehingga disaat diminta untuk menginformasikan kepada masyarakat dapat memberikan pemahaman dengan baik dan akurat," katanya.
Tolha Hasan menambahkan, informasi dewasa ini sangat dibutuhkan dan perlu dijabarkan ke daerah-daerah oleh para PNS yang bekerja di bidang Kehumasan.
"Kita lihat, saat ini informasi yang berkembang di masyarakat sebagian besar informasi pembangunan yang bernilai negatif. Sedangkan yang benilai positif seperti ditenggelamkan saja. Oleh karena itu melalui penataan kehumasan ini kita harapkan, paling tidak mempunyai perimbangan dalam penyampaian informasi pembangunan sehingga tidak terjadi lagi isu-isu yang simpang siur dan keliru ataupun merugikan, tidak hanya bagi pemerintah, tapi juga bagi masyarakat," beber Tolha.
"Karena itu, saat ini perlu dipikirkan, bagaimana mengoptimalisasi fungsi humas yang tidak hanya sekedar hubungan dengan pers, namun juga hubungan dengan masyarakat," tambahnya.
Paradigma Baru
Sementara itu, menurut Kasubag Mutasi Biro Kepegawaian Depkominfo RI, Darmawan, kegiatan Bimtek Pranata Humas di Palembang ini merupakan yang pertamakalinya digelar. Hal ini, menurut dia, sebagai dampak pemberlakuan otonomi daerah.
"Otonomi daerah berdampak pada hubungan komunikasi informasi antara pemerintah pusat dan daerah yang seolah terputus. Begitu juga antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya, terutama masyarakat yang belum faham teknologi informasi dan masih mengandalkan komunikasi konvensional seperti tatap muka langsung dengan publik. Komunikasi ini nyaris sirna," katanya.
Darmawan menerangkan, pada periode kepemimpinan mantan Presiden Megawati, gagasan untuk memanfaatkan informasi ini kembali dihidupkan.
Sebelumnya di era orde baru, memang ada media yang menjadi inisiasi informasi yakni juru penerangan (Jupen). Namun Jupen saat itu hanya terfokus pada penyebaran informasi tanpa adanya penyerapan. Sementara saat era Megawati Jupen diubah bentuk menjadi jabatan fungsional dengan paradigma penyerapan informasi.
Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), JFPH ini merupakan kegiatan yang terkait dengan hasil penggabungan tiga instansi, yakni Kementrian Komunikasi dan Informatika, Lembaga Informasi Nasional, dan Ditjen Postel Departemen Perhubungan.
Dengan penggabungan tersebut, maka dilakukan perbaikan Keputusan Menpan Nomor 117/KEP/M.PAN/10/2003 tentang jabatan fungsional pranata humas dan angka kredit. LIN menjadi instansi pembinanya dan Kep Menpan telah diganti dengan Peraturan Menpan Nomor 109/11/2006 serta ditindaklanjuti dengan peraturan bersama Menteri Komunikasi dan Informatika dengan kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 19 /PER/M.KOMINFO/8/2006. Serta Nomor 18 A Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksana Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya.
Saat ini Depkominfo secara serentak melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis JFPH ke beberapa daerah, di antaranya Jatim, Jateng, Jabar, Bali, Sumatra dan Kaltim.
Soal implementasi JFPH, kata Darmawan, dapat terlihat dari tugas yang melekat. Di antaranya pelayanan stasioner, pelayanan kelembagaan, serta pelayanan langsung kepada publik, baik melalui media cetak, media elektronik maupun tatap muka langsung.
"Jadi, implementasi di lapangan yang terlaksana seperti itu. Makanya di dalam jenjang Pranata Humas ada pranata humas terampil dan pranata humas ahli," ujar darmawan.
Pranata humas terampil lebih banyak ke operasional dikarenakan bisa langsung berkomunikasi pada masyarakat atau publik sehingga bisa lebih mempunyai skill atau kemampuan berkomunikasi. Sedangkan pranata humas ahli lebih berorientasi pada analisis publik.
"Pengertiannya, informasi yang menjadi isu publik dianalisa, kemudian setelah dianalisa ada yang dicounter, diluruskan, dan ada juga yang harus menjadi masukan bagi pemerintah," jelasnya.
"Yang paling penting adalah ketika di suatu daerah ada pranata Humas berarti ada jaringan komunikasi yang akan memperlancar komunikasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan masyarakat. Karena kita lihat, terlepas dari kemajuan informasi teknologi, bahwa 70 persen masyarakat kita adalah masyarakat yang masih memerlukan informasi konvensional," tambahnya.
Sementara itu, Bimtek JFPH di Palembang yang diadakan selama 3 hari (9 Juli-11 Juli 2008 ini) diikuti oleh 43 peserta. Terdiri dari 16 orang perwakilan kecamatan se-Palembang serta 33 orang dari unsur instansi (dinas/badan/kantor/RSUD).
Bintek diisi oleh narasumber Dra. Sri Wuryatmi, Msi yang menjelaskan tentang kebijakan pembentukan Jabatan Fungsional Pranata Humas, dilanjutkan kemudian oleh Drs Amin Sar Manihuruk membahas teknik penulisan karya tulis ilmiah serta materi Teknis Kepegawaian oleh Savia Dewi Komala.
Dalam Bintek tersebut juga diisi penjelasan butir-butir kegiatan JFPH, tata cara penilaian, pengisian serta pengajuan DUPAK Pranata Humas, serta Latihan Penyusunan DUPAK Pranata Humas oleh darmawan dan Dewi Komala.
Penyelenggaraan Bintek Kehumasan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan Pejabat Kehumasan dan Pejabat Fungsional Pranata Humas dilingkungan Pemkot Palembang, Dinas Inforkom Palembang, maupun unit kerja lainnya, membina karier pegawai di bidang kehumasan serta dapat meningkatkan prestasi kerja agar lebih produktif dan mempunyai disiplin yang tinggi. (yat)
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9476

SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS PADA LEMBAGA PEMERINTAH

Tulisan ini disarikan dari paper yang disampaikan pada “Temu Teknis Nasional Pejabat Fungsional Non Peneliti” yang diselenggarakan oleh Puslitbangtan di Aula Puslitbang Gizi Jl. Dr. Sumeru Bogor dari tanggal 26 – 27 Agustus 2008.
Pendahuluan:
Makalah ini membahas latar belakang sejarah, persepsi, serta peranan pranata humas sebagai mediator dan komunikator yang menjembatani lembaga, intansi pemerintah atau perusahaan dengan masyarakat. Pembahasan dilanjutkan dengan landasan kerja humas, kode etik dan usaha-usaha peningkatan kinerja humas, karena kehumasan belum menjadi daya tarik dan dianggap sebagai barang usang dan warisan masa lalu. Kemudian disampaikan apa yang menjadi tantangan dan masalah yang dihadapi para humas agar kedepan tenaga humas dapat lebih berperan aktif sebagai sumber informasi utama tentang pemerintahan. Tulisan diakhiri dengan mengutip pesan, harapan dan kritik dari beberpa pejabat terkait kinerja humas sehingga dapat memicu dan merangsang para humas untuk meningkatkan professionalisme.
JUPEN vs HUMAS:
Kalau tempo ‘doeloe’ kita sangat mengenal istilah “jupen” (Juru Penerang) dibawah Departemen Penerangan (Deppen), kini kita lebih akrab dengan istilah ‘Humas’ (Hubungan Masyarakat) yang lebih merata diberbagai lembaga Pemerintahan. Peran Jupen pada Orde Baru adalah satu-satunya corong pemerintah dalam menyampaikan informasi pemerintahan kepada Masyarakat. Namun seiring bergulirnya waktu Deppen dilikuidasi tanggal 26 Oktober 1999, dan pemberlakuan UU No 12/1999 tentang Otonomi Daerah (OTDA) yang menyebabkan fungsi jupen di pusat dan di daerah tidak berfungsi.
Euphoria kebebasan OTDA berakibat setiap daerah memiliki kebijakan yang berbeda terkait dengan pelayanan informasi kepada masyarakat. Di era Presiden Megawati dibentuk Lembaga Informasi Nasional (LIN) dan membentuk jabatan fungsional dan terbuka bagi semua PNS sebagai pengganti Jupen.
Kehadiran LIN belum memenuhi harapan sehingga dibentuk Kementerian baru Kementerian Komunikasi dan Informasi, lagi-lagi hal ini mengakibatkan tumpang tindihnya kegiatan dan fungsi pelayanan informasi. Akhirnya pemerintah merampingkan lembaga terkait informasi dengan menggabungkan LIN, Ditjen Postel dan Kementerian Komunikasi dan Informasi menjadi Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) sekarang.
Dibawah payung Depkominfo sebagai pembina, maka era Jabatan Pranata Fungsional Humas (JPFH) dimulai, semakin populer dan tersebar ke seluruh jajaran lembaga Pemerintah Pusat maupun Daerah. Namun minat menjadi tenaga humas masih dipandang kurang menarik dan ‘sebelah mata’ oleh banyak kalangan PNS, mungkin karena latar belakang historis yang kurang baik dan sosialiasi yang kurang gencar.
Profesi Kehumasan:
Profesi dibidang kehumasan Indonesia terus berbenah diri, mulai dari peningkatan mutu dengan melakukan temu humas dan bimbingan teknis sampai peningkatan jumlah SDM dilakukan dengan membuka peluang menjadi humas dengan model inpassing maupun alih jabatan. Deptan telah memiliki 18 JPFH (Juni 2008), jumlah yang masih jauh dari memadai bila dibandingkan dengan jumlah seluruh PNS Deptan (20.248). Dari sisi tunjangan, pemerintah secara kontinu telah merevisi dengan meningkatkan tunjangan petugas humas dalam 3 tahun terakhir (2005, 2006, dan 2007). Dengan perbaikan tunjangan Humas diharapkan mereka mampu berbuat banyak dalam meningkatkan performa kerja yang lebih baik.
Landasan Kerja JFPH.
Seorang humas harus mengetahui dasar operasional kerjanya, tanpa itu humas akan bekerja tanpa kendali dan bisa menyesatkan. Selain peraturan, undang-undang kehumasan dan kode etik yang telah diatur, kiranya pengetahuan humas tentang pers, sebagai mitra kerja adalah penting. Dalam berbagai kesempatan temu humas, kemitraan yang dibina antara humas dengan kalangan pers telah ditunjukkan dengan mengundang mereka pada beberapa acara untuk peliputan, sehingga berita yang diterima jauh lebih berimbang dengan prinsip ’cover both sides’ dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa dasar hukum yang mengatur kerja bidang kehumasan.
1. Permeneg PAN No. PER/109/M.PAN/11/2005 tanggal 1 Nopember 2005 Tentang: Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat dan Angka Kreditnya.
2. Peraturan Bersama Menkominfo dan Kepala BKN No. 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 dan No. 18 A Tahun 2006 tanggal 1 Agustus 2006 Tentang: Pertunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya.
3. Permenkominfo No. 03/PER/M/KOMINFO/3/2008 tanggal 3 Maret 2008, Tentang: Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Humas.
4. Permenkominfo No. 04/PER/M/KOMINFO/3/2008 tanggal 3 Maret 2008, Tentang: Petunjuk Teknis Pengangkatan Jabatan/Pangkat, Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Fungsional Pranata Humas.
5. Permenkominfo No. 05/PER/M/KOMINFO/3/2008 tanggal 3 Maret 2008, Tentang: Tata Kerja dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pranata Humas.
6. Kepmenkominfo No.371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tanggal 28 Agustus 2007 Tentang: Kode Etik Humas Pemerintahan.
7. Undang Undang Pers (UUP) No:40/1999.
8. Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia dan Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia
(KEJ PWI).
9. UU No 14 tanggal 3 April tahun 2008 Tentang: Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik
(UUKIP).
Pranata Humas dan Tugas-tugasnya.
Pasal 3 Peraturan Menegpan No. PER/109/M.PAN/11/2005) mendefinisikan Pranata Humas sebagai berikut: Pranata Humas, adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan kegiatan informasi dan kehumasan pada instansi pemerintah.
Sementara tugas Pranata Humas telah diatur pada Pasal 4 dengan bunyi sebagai berikut: Tugas pokok Pranata Humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan, meliputi perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, pelayanan informasi, pelaksanaan hubungan kelembagaan, pelaksanaan hubungan personil, dan pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan.
Humas dan Pers.
Seorang Pranata Humas sebagai tenaga professional bukanlah seorang yang harus menunggu perintah, idealnya seorang humas harus menggunakan sistem ’jemput bola’. Oleh karena itu mobilitas seorang humas tidak boleh terhenti hanya karena misalnya ’belum ada perintah’ atau ’belum disuruh’ atasan. Berkali-kali dalam beberapa temu humas yang diadakan selalu dikuitsertakan beberapa insan pers untuk meliput kegiatan, sebagai pertanda bahwa Humas dan Pers adalah mitra kerja. Dalam beberapa kesempatan sering humas diminta untuk aktif mencari liputan, berita dan mengemasnya dalam bentuk laporan atau reportasi. Jadi, intinya seorang humas harus dapat tampil layaknya seorang reporter atau wartawan. Inilah yang menyebabkan seorang humas harus sedikit banyak tahu seluk beluk tentang Pers. Humas dan Pers adalah dua saudara kembar dan seharusnya mampu membina kemitraan dalam bekerja.
Ditilik dari asalnya memang Humas dan Pers berasal dari satu rumpun yaitu keluarga Komunikasi, namun harus diakui dalam kenyataannya keduanya hidup terpisah dengan perbedaan tugas dan fungsi masing-masing. Terutama dalam mengemban misi bahwa humas mewakili badan usaha, lembaga atau instansi dimana dia bekerja, sementara pers lebih menonjolkan sisi mewakili aspirasi publik (khalayak ramai). Ketegangan terjadi bila sumber informasi dari humas dikorbankan oleh kalangan pers demi kepentingan umum. Berita humas sering dianggap berita ’basi’ atau berlatar belakang ’abs’, tidak jarang berita humas dengan pers berbeda baik menyangkut gaya penulisan maupun oplah yang terbatas. Selain membina kemitraan dengan Pers, para Humas harus juga tahu tentang Undang-undang yang terkait dengan keterbukaan informasi untuk publik.
HUMAS dan UUKIP:
Ketertutupan dalam mengelola sumber daya publik mengakibatkan meluasnya KKN. Transparency International yang membuat CPI (corruption perception index) telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang tingkat korupsinya masih sangat tinggi (IPK Indonesia pada 2007 berada pada indeks 2,4 turun 0,1 dibanding 2006 yang berada pada indeks 2,3). Dari 180 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat ke-143 bersama Rusia, Togo, dan Gambia. Inilah Hasil Survey KPK per 30/3/08 terkait dengan IPK dibeberapa instansi pemerintah.
11 Lembaga Negara dengan skor integritas terendah.
Lembaga/Instansi Skor Integritas
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) 5,41
Mahkamah Agung (MA) 5,28
Departemen Kesehatan (Depkes) 5,25
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 5,16
Departemen Agama (Depag) 5,15
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) 4,85
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) 4,81
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 4,76
Departemen Perhubungan (Dephub) 4,24
Badan Pertanahan Nasional (BPN) 4,16
Departemen Hukum dan HAM (Dephukham) 4,15

Dari temuan KPK dibawah ini akan terlihat betapa carut marutnya beberapa lembaga pemeritah terkait dengan korupsi. KPK menilai rata-rata skor integritas sektor publik dari 30 departemen atau instasi tingkat pusat adalah 5,33. Angka itu tergolong rendah, jika dibandingkan skor integritas sektor publik yang dilakukan di negara-negara lain. Sekedar informasi, dalam skala 1-10, skala 10 merupakan angka penilaian yang terbaik. Tragisnya, dua institusi yang menempati posisi paling rendah integritasnya diantara 11 lembaga negara itu adalah BPN dan Dephukham.
Setelah sembilan tahun dibahas, akhirnya tanggal 3 April 2008 DPR telah mensahkan Undang Undang No 14 / 2008 Tentang: Keterbukaan Informasi Publik (UUKIP). UU ini memuat secara komprehensif empat jenis hak atas informasi yang harus diberikan oleh lembaga negara yang didanai APBN, APBD maupun dana luar negeri, yaitu:
1. hak untuk mengetahui,
2. hak untuk mendapatkan informasi (perolehan fisik),
3. hak untuk diinformasikan, serta
4. hak untuk mendayagunakan dan menyebarluaskan informasi.
UUKIP mempertegas aturan maupun batasan informasi yang dapat maupun tidak dapat diakses oleh masyarakat, Pemerintah akan mengeluarkan peraturan untuk mengatur data yang boleh diketahui oleh masyarakat atau yang tidak boleh.
Pasal-pasal Krusial dari UUKIP:
Pasal 51 memberikan sanksi atas penolakan pemberian informasi atau penyalahgunaan informasi yang diperoleh diancam dengan penjara 1 tahun dan atau denda Rp 5 juta. Sedangkan Pasal 52 yaitu pemberian informasi palsu dapat dituntut dengan 1 tahun dan atau denda Rp 5 juta. Penghancuran / perusakan dokumen informasi diancam 2 tahun penjara dan atau denda Rp. 10 juta, sementara pengaksesan informasi oleh yang tidak berhak dan menyebarkan informasi yang dikecualikan pada pasal 17, dapat sanksi penjara 2-3 tahun dan atau denda Rp. 10-20 juta (Pasal 53 dan 54). Namun karena masih dalam pembahasan disana sini, Pasal 64 Ayat 1 UU KIP menyebutkan UU ini baru efektif dua tahun setelah diundangkan (tahun 2010), karena diperlukan cukup waktu untuk sosialisasi dan persiapan bagi aparat dan lembaga pemerintahan terkait dengan persiapan sarana dan prasarana serta pembentukan Komisi Informasi.
Tantangan dan Masalah Kehumasan:
Tidak ada profesi yang lepas dari masalah dan tantangan, justru dengan adanya masalah dan tantangan membuat pekerjaan menjadi menarik karena umumnya kita akan terus berfikir bagaimana menaklukkan tantangan dan kita akan merasakan suatu kepuasan tatkala berhasil mengatasinya. Menunggu berlakunya UUKIP maka ada beberapa pasal yang harus menjadi perhatian para humas karena terkait dengan kinerja atau profesionalisme Humas dalam memberikan informasi. Berikut adalah tantangan humas:
1. Belum berfungsi fungsi humas yang utama yaitu sumber resmi informasi tentang suatu instansi pemerintahan.
2. Praktisi Humas dan Pers belum menjalin kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan (simbiosa mutualisma).
Sementara masalah dalam Kehumasan juga tidak kalah peliknya, dan secara garis besar dapat dibagi menjadi:
1. Masalah kelembagaan, struktur dan kultur organisasi, kekurangan sarana dan prasarana yang memadai.
2. Sumber daya manusia, rekruitmen menurut kebutuhan, belum memiliki kualifikasi, belum memahami dinamika dalam masyarakat, citra buruk lembaga pemerintah dan PNS warisan pendahulu dll.
Untuk mengatasinya Humas harus direvitalisasi, yaitu segenap tindakan yang dilakukan oleh suatu instansi dalam usaha membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan membina martabat instansi dalam pandangan masyarakat, guna memperoleh pengertian, kepercayaan, kerjasama dan dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya (LAN). Dasar hukum revitalisasi adalah SKB tiga menteri yaitu Mendagri (No. 41 Tahun 2007), Menkominfo (No. 373/M.KOMINFO/08/2007) dan Meneg PAN (No. KB/01/M.PAN/08/2007).
Harapan, saran dan kritik pejabat dan Presiden terhadap Humas:
Kutipan berikut dapat dijadikan sebagai pemicu dan bahan renungan bagi humas:
Mantan Menkominfo Sofyan Djalil: ‘Humas merupakan sumber resmi informasi pemerintah’. Asisten Tatapraja Jakarta Barat H. Sukarno menginginkan ’..fungsi humas dalam organisasi pemerintah, bukan seperti pemahaman yang saat ini masih melekat, dimana fungsi humas masih dianggap sebagai pembuat press release, keprotokolan, dokumentasi, berhubungan dengan media, serta tidak memiliki kemampuan berhubungan dengan masyarakat luas’. Menkominfo Muhammad Nuh: ‘Seorang Humas harus mampu membangun mind-set masyarakat, untuk bangun mind-set masyarakat, apa yang disampaikan pada masyarakat harus ada kandungan edukasi, apa pun produknya’. Piet A Tallo Gubernur NTT: ‘Aparat Humas sebagai juru bicara pemerintah memahami dinamika perubahan serta menjauhkan pola penyampaian informasi yang fragmentaris, humas tidak boleh bertindak bagaikan cerobong asap tanpa filter’. Sekjen Kominfo Dr. Ir. Ahswadi Sasongko :‘Humas mestinya harus menjadi terminal terakhir informasi pemerintah sebelum disampaikan ke publik. Akan menjadi ironis jika humas tahu ada perubahan kebijakan setelah membaca media’. Tuh khan!!
Lima Pesan Presiden untuk Humas:
Presiden menyampaikan lima nasihat bagi Humas pada pertemuan Bakohumas Bali 30/8/07 yaitu:
Pertama sampaikan kebenaran. Saya tidak ijinkan saudara menyampaikan berita yang tidak benar apapun tujuannya. Tidak boleh.
Kedua, jelaskan kepada rakyat, kehumasan harus direncanakan dan dilaksanakan terus menerus, tidak sekali jadi.
Ketiga, gunakan bahasa yang tepat, efektif dan positif. Pada siapa saudara bicara. Target audience anda siapa gunakan bahasa yang pas, efektif.
Keempat, gunakan teknologi informasi, jangan manual terus.
Kelima, jangan merasa sekali menyampaikan menganggap rakyat sudah mengerti. Bisa jadi kontra produktif. Siapa tahu tidak pas. Lakukan evaluasi dan ukur. Sudah sampai dan dimengerti kah pesannya ? Kalau belum diperbaiki lagi sehingga menjadi continuous public relation," kata Presiden.
Kesimpulan dan Saran:
Untuk efektifitas dan efisiensi kerja kehumasan, berikut adalah kesimpulan dan Saran sebagai berikut:
1. Pelajari dan fahami semua peraturan dan landasan hukum yang manaungi kita dalam bekerja.
2. Kembangkan kemampuan dan minat bidang jurnalisme dan menulis.
3. Tingkatkan profesionalisme dengan partisipasi aktif dalam setiap pertemuan.
4. Bina kemitraan dengan pers, rangkul dan bekerja sama dengan mereka.
5. Jangan pernah berkata ‘tidak bisa’ tumbuhkembangkan motivasi untuk maju.
Demikianlah paparan kami tentang bagaimana menuju pranata humas yang ideal pada lembaga pemerintah semoga memberikan manfaat bagi kita semua. (Bhr)
http://www.bbalitvet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=144&Itemid=1

Jabatan Fungsional Pranata Humas

The functional Position of Public Relations staff (Pranata Humas) is one of the career path in Civil Servant (PNS) structure. They hold duty, responsibility, authority and right to release information and carry out public relation activities. Information and public relation service is an activity of the Public Relation staff which consists of public relation service planning, supplying and dissemination of information , managing institutional and personnel relationship, and developing information and public relation services. Career path and the evaluation of rank step-up depends very much on the productivity and some other supporting activities done by the Public Relation staff.
Reformasi birokrasi dilakukan dengan dasar efisiensi dalam administrasi pemerintahan yang mengharuskan lembaga pengelola pembangunan menjadi ringkas struktur, kaya fungsi, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sesuai dengan prinsip tersebut, maka bagi praktisi kehumasan instansi pemerintah telah disediakan terobosan dengan adanya jabatan fungsional pranata humas. Jabatan fungsional pranata humas bukan jabatan bagi pegawai negeri sipil yang tidak mempunyai jabatan, apalagi setelah diberlakukannya PP No. 8 Tahun 2003, maka otomatis jabatan menjadi ramping sehingga banyak pejabat struktural non job berkeinginan masuk ke jabatan fungsional, karena jabatan fungsional dianggap mempunyai jenjang karir yang lebih baik. Ini dapat dibuktikan dengan jenjang kepangkatan yang ada di jabatan fungsional.
Dengan dibentuknya jabatan fungsional Pranata Humas ini, maka perspektifnya adalah kedudukan dalam organisasi lebih jelas, penilaian kinerja lebih obyektif, tugas, wewenang dan tanggung jawab dan hak jabatan jelas, dan jalur pengembangan karier berdasarkan kompetensi. Dengan adanya jabatan fungsional Pranata Humas, para praktisi bidang pelayanan informasi dan kehumasan diberi peluang dan tantangan untuk mandiri dalam mengembangkan bakat dan kariernya, tanpa harus berharap pada jabatan struktural yang memang terbatas jumlahnya.
Jabatan Pranata Humas dibentuk berdasarkan berbagai pertimbangan dan latar belakang, antara lain: pegawai Negeri sipil di manapun harus terbina karirnya. Pasca Departemen Penerangan (Deppen) bubar, keberadaan juru penerang (jupen) tidak jelas, organisasi atau fungsi yang bergerak di bidang pelayanan informasi dan kehumasan tetap ada. Pemerintah ke depan seharusnya membentuk pemerintahan yang miskin struktur tetapi kaya fungsi. Dalam melaksanakan tugas pemerintahan pegawai negeri sipil dituntut mempunyai kemampuan profesional yang tinggi, keahlian dan pelaksanaan yang tinggi, kecakapan yang memadai, berdedikasi tinggi dan minat serta perhatian yang besar terhadap tugas pekerjaan dalam jabatan yang dipangkunya.
Tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional pranata humas
Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan yang meliputi:
a. perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan
b. pelayanan informasi
c. melaksanakan hubungan kelembagaan
d. melaksanakan hubungan personil
e. mengembangkan pelayanan informasi dan kehumasan.
Pengembangan jabatan fungsional dilakukan untuk mengimbangi secara lebih profesional dan rasional pelaksanaan tugas pokok dan fungsi aparatur dalam setiap bidang dan sektor agar terselenggara secara lebih produktif dan berdaya guna. Disamping itu merupakan salah satu jalur penilaian karir dan profesionalisme pegawai Negeri sipil serta mendukung pelaksanaan otonomi dan perampingan organisasi pemerintah.
Prosedur pengangkatan formasi jabatan Pranata Humas
Persyaratan untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan Pranata Humas tingkat Keterampilan, yaitu berijazah SLTA sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan, serendah-rendahnya menduduki pangkat pengatur muda golongan ruang II/a, lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang informasi dan kehumasan, dan penilaian DP-3 sekurang-kurangnya baik dalam satu tahun terakhir. Untuk penilaian Pranata Humas Tingkat Ahli dapat diangkat untuk pertama kalinya dalam jabatan Pranata Humas, adalah serendah-rendahnya berijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan, pangkat terendah Penata Muda golongan III/a, telah menjalani pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang informasi dan kehumasan, sedang penilai DP-3 sekurang-kurangnya baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan Pranata Humas, adalah Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan peraturan yang ada. Disamping itu juga harus memperhatikan atau berdasarkan formasi jabatan tersedia.
Jenjang kepangkatan dan jabatan fungsional pranata humas
Kepangkatan Pranata Humas Tingkat terampil adalah: II/a s.d. II/d dan Pranata Humas Tingkat Ahli yaitu: III/a s.d. IV/c Jenjang jabatan pranata humas dibagi menjadi dua tingkatan:
a. Jabatan Pranata Humas Tingkat Terampil, meliputi:
o Pranata Humas Pelaksana Pemula
o Pranata Humas Pelaksana
o Pranata Humas Pelaksana Lanjutan
o Pranata Humas Penyelia
b. Jabatan Pranata Humas Tingkat Ahli, meliputi:
o Pranata Humas Pertama
o Pranata Humas Muda
o Pranata Humas Madya
Bagi lulusan SMU untuk Pranata Humas tingkat terampil kepangkatan yang dapat dicapai adalah III/d dan untuk lulusan S1 untuk Pranata Humas tingkat Ahli kepangkatan adalah IV/c. Maka, bila dibandingkan dengan kepangkatan yang ada di jenjang struktural kepangkatan jabatan Pranata Humas lebih tinggi Kemungkinan hal inilah yang membuat para pejabat struktural non job berkeinginan masuk ke jabatan fungsional.
Unsur-unsur kegiatan jabatan Pranata Humas yang dapat dinilai angka kreditnya, meliputi :
a. Pendidikan
o Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
o Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kehumasan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pelatihan dan Pendidikan (STTPP)
b. Pelayanan informasi dan kehumasan, meliputi:
o Perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan
o Pelayanan informasi
o Pelaksanaan hubungan personil
o Pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan
c. Pengembangan profesi, meliputi:
o Menyusun karya tulis atau karya ilmiah di bidang informasi dan kehumasan
o Menterjemahkan/menyadur buku atau bahan-bahan lain di bidang informasi dan kehumasan
o Menemukan teknologi tepat guna
d. Penunjang tugas Pranata Humas, meliputi:
o Mengajar dan atau melatih di bidang Pranata Humas
o Berperan serta dalam kegiatan ilmiah
o Membimbing masyarakat dalam kegiatan kehumasan
o Keanggotaan dalam organisasi profesi
o Keanggotaan dalam tim penghargaan/tanda jasa
o Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Melihat unsur-unsur kegiatan jabatan Pranata Humas ini, seorang Pranata Humas dituntut untuk lebih produktif dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar dapat memacu diri untuk tidak ketinggalan dalam berkarya sesuai dengan peraturan yang ada.
Pengembangan karir pegawai negeri sipil melalui jabatan fungsional untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan kompeten. Hal ini akan meningkatkan ilmu, keterampilan, tanggung jawab dan wewenang dalam pelaksanaan tugas. Organisasi yang ramping dapat tercipta dan sistem penilaian kinerja berdasarkan prestasi yang terukur dapat terwujud.
http://www.pnj.ac.id/warta/index.php?topik=edukasi&id=38

(Joko Sudigdo - Agustus 2006)